"Langkah demi langkah telah ku telusuri, masa demi masa aku arungi, bgitu banyak segala hinaan yang telah ku alami"
27 oktober 2013.
Setelah saya dan bidadari hati saya sepakat untuk menikah dan juga mendapatkan persetujuan dari keluarga besarnya, hari itu pun kami melangsungkan pernikahan, pernikahan kami tidak lah mewah, hanyalah pernikahan sederhana saja karna semuanya memang serba terburu-buru.
"Saya terima nikah dan kawinnya Ayu Astriani dengan mas kawin uang senilai 50.000 rupiah tunai"
Dengan lantang saya ucapkan izab kabul sebagai tanda bahwa saya memang serius dan siap untuk menempuh hidup baru sebagai seorang suami sekaligus ayah bagi anak yang sedang gadis itu kandung.
Setelah menikah saya bersama istri saya kembali menjalani hari sama seperti biasanya, namun sedikit perbedaannya adalah setiap hari kita selalu berdua, seakan satu detik pun kita tidak ingin saling berjauhan.
Tetapi saya yakin, siapa pun seseorang yang baru menikah pastinya akan sama seperti saya, yaitu tidak ingin saling berjauhan. Iya kan . . .
Namun setelah kandungan istri saya berumur 8 bulan, sering terjadi perselisihan dan kesalah pahaman, sampai saya pernah menjauhinya pergi, tidak jauh sih, saya hanya pergi ke rumah orang tua saya untuk menjernihkan pikiran dan hati saya, karna saya memang paling tidak suka dengan pertengkaran.
Namun setelah banyak masukan atau arahan dari orang orang terdekat, saya pun kembali ke rumah istri saya dan meminta maaf, karna saya berpikir sekecil dan sebesar apa pun sebuah masalah itu tidak akan pernah ada akhirnya jika kita tidak bisa segera mengambil tindakan, atau mengalah untuk kebaikan.
Dan pada akhirnya kita berbaikan kembali dan saling berjanji untuk tidak saling bertinggi hati apa lagi sampai saling berbesar kepala, karena ketika diri manusia sudah di kendalikan dengan ke egoisan, maka dia pun akan lebih mudah untuk menuruti kemauan setan, bahkan sampai melupakan keyakinan.
Singkat cerita 9 bulan 10 hari sudah istri saya mengandung.
Sepulangnya saya bekerja sekitar jam 2 siang hari, saya melihat istri saya sedang mundar mandir kesakitan, saya pikir itu hanya bayi yang kandungannya saja nendang nendang perut istri saya.
Lalu saya pun bertanya kepada istri saya ?
"Kamu kenapa, kamu gak apa apa kan?"
Lalu istri saya pun menjawab !!!
"Gak tau yah, perut aku sakit banget, aku gak kuat yah"
Saya pun langsung cepat membawa istri saya ke sebuah Rumasakit di Citeureup Bogor untuk memeriksakan istri saya.
Setelah di periksa oleh pihak RS, ternyata istri saya mau melahirkan bahkan sudah sampai pembukaan ke 7.
Lalu saya pun bergegas pulang sebentar untuk memberitahu kan kepada keluarga saya bahwa istri saya akan melahirkan.
Sesampainya kembali saya ke RS, ada sedikit masalah dengan istri saya, bahwa istri saya tidak bisa melahirkan dengan normal, dikarenakan jalan keluar bayi istri saya sempit.
Kami sekeluarga pun segera meminta rujukan dari pihak RS ke RS yang lainnya, karena RS yang ini tidak sanggup untuk menangani istri saya.
Setelah kami dapat surat rujukan dari puhak RS, sesegera mungkin kami membawa istri saya ke RS Cikaret Bogor.
Setibanya di sana, pihak RS pun langsung mengambil tindakan dengan cepat.
Hingga pada akhirnya kurang lebih dari 6 jam istri saya di tangani, tepat pada pukul 02 pagi tanggal 17 Januari 2014, pihak RS menyatakan bahwa istri saya melahirkan satu anak laki laki yang tampan seperti ayahnya. Hehehe
Kami sekeluarga pun langsung bergegas melihat keadaan istri saya yang baru saja melahirkan anak laki laki itu.
Sujud syukur kami panjatkan sebagai tanda terimakasih kami kepada Allah S.W.T yang telah melancarkan proses melahirkan hingga lahirnya anak pertama kami yang bernama M.Irsyad Alwa'asyi Albar.
Bersambung . . .
Nantikan Last Episod dari "Bidadari Hatiku" di jam jam mendatang.
See you next time . . .
0 Response to "Bidadari Hatiku Eps.3"