"Barbie", begitulah aku memanggilmu.
Engkau bagaikan pelangi yang terlihat indah oleh mata, namun tidak pernah bisa ku gapai, kehadiranmu tidak pernah ku duga, engkau datang ketika hujan turun dari langit, lalu hilang ketika langit mulai menggelap.
Aku tidak pernah mengerti mengap engkau sanggup membuatku jatuh cinta, sedangkan sedetik pun aku tidak pernah bersamamu.
Aku selalu berusaha untuk menggapaimu, karna aku sangat ingin sekali menggapaimu dengan kedua tanganku, namun ketika aku sadar bahwa aku hanyalah manusia biasa, aku pun selalu merasa terluka.
Mengapa cinta di hatiku harus tumbuh untuk pelangi yang hanya bisa di gapai oleh seorang dewa, mengapa cinta harus tumbuh di hatiku untuk pelangi yang sama sekali belum pernah ada di pikiranku.
Terkadang aku marah kepada tuhanku, mengapa tuhan tidak menciptakanku sebagai seorang dewa, sehingga aku bisa memilikimu, jika aku di ciptakan menjadi seorang manusia biasa, mengapa tuhan harus menumbuhkan rasa cinta ku untuk pelangi yang seharusnya tidak ku cintai.
Aku pernah mencoba untuk menebang cinta yang tumbuh di hatiku, namun apa yang terjadi, cinta itu berbuah begitu lebat di hatiku, sehingga cinta itu meluap dan tidak bisa ku bendung.
Wahai pelangiku yang indah, mengapa engkau tidak pernah bisa berubah menjadi manusia sepertiku, aku ingin sekali melihat senyumu, aku ingin sekali melihat keindahanmu dari dekat, sehingga aku bisa menggapaimu dengan kedua tanganku.
Sampai kapan kah aku harus memendam rasa ini, sampai kapan kah aku harus mendambakan keindahanmu, dan sampai kapan kah aku harus terluka karena mencintaimu.
1 Response to "Pelangi"